Popular Posts

Berita Terbaru

Kamis, 29 Juli 2010

Angka Kematian Ibu di Blora Turun

Gambar Ilustrasi (Google)
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terbukti efektif menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Henny Indriani melalui Kabid Pembinaan Kesehatan Masyarakat Fatkurrohim, Rabu, mengatakan sejak diterapkannya program tersebut, AKI di Blora selama tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan.

Dia mengakui, angka kematian ibu di Blora pada 2008 cukup tinggi yaitu sebanyak 26 per 100.000 kelahiran hidup.

"Itulah kenyataan yang ada. Pada 2008 memang angka kematian ibu di Blora cukup tinggi. Bahkan, dengan jumlah itu Kabupaten Blora menduduki urutan nomor dua tertinggi se-Jawa Tengah," kata Fatkur.

Namun, setahun kemudian yakni pada 2009 melalui berbagai upaya salah satunya melalui P4K, Dinkes berhasil menurunkan angka kematian ibu di Blora menjadi 22 orang per 100 ribu kelahiran hidup.

"Dengan angka itu, urutan Kabupaten Blora menjadi nomor empat se-Jawa Tengah," katanya.

Sedangkan keadaaan pada 2010, dia mengatakan sampai pertengahan tahun ini tercatat AKI sebanyak 5 orang per 100 ribu kelahiran hidup.

"Semoga saja kondisi itu berlangsung sampai dengan akhir tahun nanti, bahkan ke depan angka kematian ibu di Blora terus menurun," katanya.

Menurut Fatkur, P4K merupakan program perencanaan persalinan menuju persalinan yang aman dan selamat.

"Jadi, pada setiap ibu hamil, diberi stiker dan kartu (catatan) tentang perencanaan persalinan yang memuat taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, transportasi ke tempat persalinan, dan calon pendonor darah," katanya.

Dia menambahkan, pada dasarnya setiap ibu hamil mempunyai risiko, dan semua persalinan dapat terjadi komplikasi.

"Jadi pada saat ibu hamil ada kriteria antara lain ada potensi risiko/potensi gawat, risiko/ada gawat dan ada tanda bahaya, selain itu juga ada gawat darurat," katanya.

Sehingga, katanya, kartu (catatan) tersebut baik bagi ibu hamil maupun petugas di lapangan dapat mengetahui secara pasti kondisi ibu hamil, sehingga dapat melakukan langkah-langkah antisipasi.

"Ada potensi risiko/potensi gawat, misalnya ibu hamil terlalu muda atau terlalu tua yang dalam kartu tersebut tercatat, termasuk jika ibu hamil ada risiko/ada gawat/ada tanda bahaya, seperti anemia, malaria, tuberkulosa paru dan hamil kembar, apalagi saat hamil ada gawat darurat," katanya.

Untuk itu, menurut Fatkur, program tersebut akan terus dilakukan karena selain terbukti efektif menurunkan AKI di Blora juga memudahkan petugas/bidan untuk mengetahui kondisi ibu hamil.

Selain program P4K, katanya, juga ada program lain yang dilakukan, yakni dengan javascript:void(0)menambah jumlah bidan di Blora. Jumlah Bidan se-Blora sebelumnya hanya 209 bidan, namun kini bertambah menjadi 400 bidan.

"Jadi dari 295 desa/kelurahan se-Blora sudah tercakup semuanya. Saat ini tiap-tiap desa/kelurahan sudah ada satu orang bidan," katanya.


Sumber : Antara


AKI Blora 2008 | DINKES BLORA | BIDAN BLORA | KESEHATAN BLORA

0 comments:

Posting Komentar

Berita Online

Portal Blora @2010. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright 2009 | Nurse | supported by XXX