Popular Posts

Berita Terbaru

Kamis, 02 Juni 2011

Awali Pembangunan CPP, Pertamina EP Amankan Komitmen Pasokan Gas Ke Konsumen

0 comments

Jakarta (Pertamina), Diawali kegiatan penemuan gas di wilayah Kabupaten Blora Jawa Tengah, PT Pertamina EP menargetkan untuk mengalirkan gas dari Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) pada 2013. Untuk mewujudkan komitmen pasokan gas tersebut, Pertamina EP kini telah memasuki tahap awal pembangunan Central Processing Plant (CPP) area Gundih PPGJ.

Produksi gas sebesar 50 juta standar kaki kubik per hari Net (MMSCFD) tersebut akan dialirkan melalui pipa PT. Sumber Petrindo Perkasa melalui kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) No. 885/EP0000/2006-S0, tgl. 21 Desember 2006. Selanjutnya gas tersebut dimanfaatkan oleh PLN sebagai bahan bakar pembangkit listrik (PLTG), yang berada di wilayah Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, dengan masa kontrak selama 12 tahun. Pembangkit listrik tersebut merupakan salah satu proyek negara untuk pembangkitan listrik Jawa - Bali.

Pertamina EP bekerjasama dengan konsorsium PT Inti Karya Persada Teknik dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai pelaksana pembangunan CPP dengan nilai kontrak sekitar 120 juta dolar AS. “CPP yang akan dibangun tersebut memiliki kapasitas “sales” gas alam sebesar 50 MMSCFD”, ujar Dody Sasongko, General Manager PPGJ Pertamina EP.

Kerjasama tersebut dituangkan dalam dokumen Perjanjian Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Area Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa yang ditandatangani antara PT Pertamina EP dengan konsorsium PT Inti Karya Persada Tehnik dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk di Jakarta, Rabu (1/6).

Pelaksanaan pembangunan CPP akan di lakukan dalam jangka waktu 730 hari terhitung mulai tanggal 1 Juni 2011 sejak perjanjian ditanda tangani. Dalam pembangunan CPP, PT Pertamina EP secara bertahap akan melibatkan tenaga kerja lokal sampai dengan 60% dari total jumlah pekerja yg akan melaksanakan pekerjaan pembangunan tersebut.

Saat ini Pertamina adalah produsen gas terbesar untuk kebutuhan domestik. Pasokan gas Pertamina untuk konsumen terdiri dari 34% dipasok kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), 20% untuk memenuhi kebutuhan industri, 18% untuk industri pupuk, 25% untuk pembangkit listrik, dan sisanya untuk kebutuhan kilang Pertamina.

Sementara itu, produksi gas Pertamina EP telah mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Pada 2006 produksi mencapai 869 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) meningkat sebesar 12,7 persen pada 2007 mencapai 980 MMSCFD. Produksi menembus angka produksi di atas satu miliar kaki kubik per hari pada 2008 yakni sebesar 1.003 MMSCFD atau lebih tinggi 2,3 persen disbanding tahun sebelumnya. Selanjutnya pada 2009 kembali terjadi peningkatan 3,9 persen menjadi 1.043 MMSCFD. Pada tahun 2010, produksi gas Pertamina EP kembali mengalami peningkatan sekitar 1 persen dan berada pada posisi 1.054 miliar kaki kubik per hari.
Sumber : Pertamina

Read More......

Rabu, 01 Juni 2011

PEMBUKAAN TMMD KE-86 TAHUN 2011

0 comments

Hari ini, Rabu tanggal 1 Juni 2011 dilaksanakan Upacara Pembukaan TMMD ke-86 tahun 2011 bertempat di Lapangan Desa Todanan Kecamatan Todanan bertindak sebagai Inspektur Upacara Danlanumad A. Yani Semarang, Bapak Kol. CPN. Catur PS. Pada kesempatan ini mengambil Tema : Melalui TMMD kita tingkatkan Sinergitas dan Intregitas Lintas Sektoral dalam rangka meningkatkan Akselerasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah pedesaan dalam mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh guna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Acara dengan latar belakang dikarenakan desa Bedingin merupakan Desa yang masih memerlukan Fasilitas dan sarana dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya perbaikan jalan, perlu peningkatan kesadaran hokum dan ketertiban, perlu adanya sosialisasi pemahanan bela Negara untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air.
Sumber : Humas Blora

Read More......

Kamis, 20 Januari 2011

FPDIP Menerima Raperda Blora, FPKM Tetap Menolak

0 comments

Blora, SuaraMerdeka. DPRD dan Pemkab Blora akhirnya menyetujui tiga rancangan peraturan daerah (raperda) untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah (perda) dalam rapat paripurna DPRD, Kamis (20/1). Ketiga raperda itu adalah tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah (SOTK) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015.

Hanya saja, tidak semua fraksi di DPRD menyetujui ketiga raperda tersebut. Fraksi Peduli Kesejahteraan Masyarakat (FPKM) konsisten menolak raperda SOTK. Sedangkan raperda RPJPD-RPJMD diterima. FPKM adalah gabungan enam anggota Dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB) serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Penolakan tersebut sebelumnya pernah dikemukakan FPKM dalam sidang paripurna pemandangan umum fraksi, Selasa (19/1). FPKM bersama FPDIP, Rabu (19/1), tidak menghadiri rapat paripurna yang beragendakan jawaban bupati atas pemandangan umum fraksi.

Itu dilakukan sebagai bentuk protes karena Wakil Bupati (Wabup) H Abu Nafi meninggalkan rapat paripurna DPRD, Selasa (18/1). Namun, di rapat persetujuan tiga raperda, anggota dari kedua fraksi itu hadir. Bahkan FPDIP memberikan persetujuan atas ketiga raperda tersebut.

"Kami hadir sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Rapat paripurna ini kan dalam rangka penyusunan perda untuk pembangunan di Blora," tandas Subroto, salah seorang anggota FPDIP.

Berbeda dengan Subroto, sejumlah anggota FPDIP (Irma Isdiana, Catur Budiasih Setyaningrum, Dwi Astutiningsih dan Kartini) tidak mau berkomentar terkait kehadirannya dalam rapat paripurna. Sidang paripurna diikuti 41 dari 45 orang anggota DPRD Blora. Bupati Djoko Nugroho dan Wabup Abu Nafi hadir dalam rapat tersebut. Bahkan dalam kesempatan itu wabup menyampaikan permintaan maaf atas sikapnya di rapat paripurna, Selasa (18/1).


Read More......

Berita Online

Copyright 2009 | Nurse | supported by XXX